Saturday, April 13, 2013

Saputangan oh saputangan..



Semua orang pasti sudah tahu tentang saputangan. Benda ini sangat dibutuhkan setiap orang terlebih ketika sedang pilek dan batuk. Kenapa? Karena bisa digunakan untuk membuang ingus, menutup mulut ketika batuk supaya tidak menular dan juga ketika bersin. Tak hanya itu, ketika kita berkeringat, kita bisa menggunakannya untuk menghapus keringat sekaligus membersihkan wajah kita yang kotor. Bentuknya yang sederhana membuatnya mudah untuk dibawa kemana-mana. Mulia sekali ya tugas sapu tangan ini…

Dewasa ini saputangan semakin bermacam-macam jenisnya. Ada yang dibuat dari bahan katun, linen bahkan ada yang menggunakan bahan sutera. Semakin baik kualitasnya, tentu harganya akan semakin tinggi. Saputangan yang laris di pasaran adalah yang terbuat dari bahan handuk Karena mudah menyerap keringat. Saputangan yang digunakan untuk pria didesain berbeda dengan yang digunakan untuk wanita. Pada desain saputangan pria cenderung polos dan berwarna gelap. Motif yang dipakai pada umumnya bergaris-garis atau kotak-kotak. Pada desain saputangan yang dipasarkan untuk wanita, biasanya dihiasi dengan motif-motif menarik seperti bunga-bunga, tumbuhan dan menggunakan warna-warna cerah. Saputangan untuk anak-anak kecil dihiasi dengan gambar hewan atau tokoh-tokoh kartun yang lucu dan menarik.

Selama ini mungkin kita sedikit meremehkan tentang saputangan. Banyak sekali orang yang tidak tahu dan tak ingin tahu tentang awal mula saputangan ini muncul. Sepertinya sejarah saputangan ini menarik untuk dibicarakan. Kita berangkat dari Inggris, Raja Inggris disebut-sebut sebagai penemu saputangan buktinya ada pada sebuah buku yang menulis tentang kain kecil yang digunakan oleh raja untuk membersihkan hidung. 



Berdasarkan catatan dari Catulus, saputangan terbukti sudah ada sebelum Masehi. Pada saat itu bahan yang dipakai hanyalah rumput kemudian berkembang dengan menggunakan linen. Harganya yang cukup mahal membuat saputangan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Pada masyarakat Romawi kuno mereka menggunakannya untuk menunjukkan antusiasnya pada saat menonton pertunjukkan sedangkan para pemainnya memakai saputangan yang berwarna putih. Saputangan ini digunakan sebagai bingkisan atau tanda dari seorang laki-laki yang menyukai seorang perempuan, si perempuan pun juga boleh melakukan hal yang sama pada pria yang disukainya. Pada acara-acara keagamaan orang-orang suka membawa saputangan dengan hiasan yang indah.

Bagi penduduk Eropa saputangan selalu digunakan sebagai pelengkap dalam berbusana. Kala itu pakaian para wanita yang sangat popular yaitu dengan menggunakan korset yang sangat ketat. Baju tersebut dibuat dari bahan yang mahal seperti emas dan beludru. Di negara Italia ada seorang wanita Venesia yang membentuk rami menjadi kotak-kotak persegi dan menghiasinya dengan renda. Alhasil warga sekitarnya sangat menyukai hasil buatannya yang kemudian disebut lanolawn. Saputangan ini kemudian dipakai sebagai alat komunikasi pada masyarakat kelas atas. Mereka cukup melambai-lambaikan saputangan tersebut pada orang lain, ini artinya adalah sapaan.

Perancis mengenal saputangan melalui rajanya yang bernama Henry II. Ketika cerutu mulai dikenal, saputangan digunakan untuk menghapus noda di mulut dan hidung yang ditimbulkan karena menghisap cerutu. Maka mulai muncul saputangan yang berwarna gelap dan juga ukurannya yang besar. Tetapi kemudian Maria Antoinette merasa pusing karena ukuran saputangan yang sangat bermacam-macam.  Beliau lebih suka saputangan yang berbentuk persegi. Lalu Suaminya yaitu raja Louis XVI membuat peraturan khusus untuk ukuran saputangan di Istana. Kemudian saputangan ini terkenal sampai ke Jerman. Saputangan dengan bentuk bujur sangkar dengan hiasan renda dan bordir menjadi sangat diminati dan dijadikan sebagai pelengkap untuk busana para wanita.

Nah, ternyata perkembangan saputangan sangat menarik untuk diulas. Namun fakta yang terjadi pada saat ini saputangan bersaing dengan tisu. Banyak orang yang mulai beralih pada tisu karena dinilai praktis namun tisu hanya bisa digunakan sekali saja sedangkan saputangan bisa dicuci dan digunakan kembali.


No comments:

Post a Comment