Setiap rumah di dunia ini rata-rata pasti
menyimpan paling tidak sebuah payung. Benda yang satu ini akan banyak dicari
ketika musim hujan datang. Sebenarnya tidak selalu menunggu musim hujan, saat
panas matahari terlalu terik pun kita bisa memanfaatkan payung untuk berteduh,
sehingga kita tidak kepanasan saat berjalan menuju suatu tempat. Mungkin
sekarang anda merasa biasa saja dengan payung yang anda punya. Apakah pernah
terpikirkan oleh anda jika di masa lalu payung merupakan suatu benda yang
mewah? Simak penjelasan di bawah ini.
Umbrella yang dalam bahasa kita sebut payung,
jika diartikan dari bahasa Latin “umbra” yang mempunyai arti baying-bayang atau
tempat teduh. Jika kita lihat dari beberapa bukti yang ditemukan di Cina,
Mesir, Yunani dan Syiria, membuktikan bahwa payung sudah ada sejak 3000-4000
tahun lalu.
Legenda dari Tiongkok menceritakan penemu
payung adalah seorang tukang yang bernama Luban. Dia merasa iba terhadap
istrinya (Yun) yang sering kehujanan saat mengantar makanan untuknya. Kemudian
ia membuat paviliun di setiap jalan yang dilewati sang istri agar tidak
kehujanan, namun ini sangat merepotkan. Setelah ia melihat orang menggunakan
daun teratai untuk berteduh, muncul ide membuat payung dengan kertas dan
dilapisi dengn lilin supaya tidak sobek dan tahan air. Orang Tiongkok juga
mengenal “payung luo” yang hanya digunakan pada hari-hari tertentu saja. Selain
itu, warna payung tertentu juga menandakan pangkat atau jabatan mereka di
kerajaan. Di Cina, payung dibuat dari bahan yang berat, sehingga perlu beberapa
orang untuk mengangkatnya. Benda ini dianggap barang mahal, jika ada orang yang
bisa mengkoleksinya, orang tersebut pasti dianggap hebat.
Payung mulai masuk ke Eropa di abad XVI. Karena
payung dikenal sangat berat, muncul penemuan untuk membuat payung dari kain dan
kerangkanya menggunakan tulang ikan paus. Mereka terus berusaha supaya payung
mudah untuk dibawa kemana-mana. Pada awalnya fungsi payung hanya sebagai
pelindung tubuh dari panas matahari (parasol) lalu berkembang untuk berlindung
dari hujan (parapluei). Tapi orang Prancis berasumsi bahwa payung hanya cocok
digunakan oleh para wanita, tidak untuk pria.
Selanjutnya penduduk Inggris mengenal payung
yang mereka sebut “hanway”. Kata hanway sebenarnya hanyalah potongan dari nama orang
Persia yang memperkenalkannya kepada masyarakat di sana. Awalnya dia diejek
karena membawa payung supaya tidak kehujanan. Namun akhirnya pria Inggris bisa
menerimanya. Dia adalah Jonas Hanway. Orang lain yang berjasa dalam
mempopulerkan payung adalah Beau Macdonald.
James Smith and Sons adalah toko yang menjual
payung pertama di kota London. Toko ini masih buka sampai sekarang. Seperti
keterangan di atas, dulu payung dibuat dari kerangka ikan, kemudian muncul
seorang tokoh bernama Samuel Fox yang berhasil mendesain kerangka payung baru yang
menggunakan bahan baja. Yang pasti dengan desain baru ini kerangka payung akan
lebih kuat dan ringan.
Bentuk payung terus berkembang seiring dengan
berjalannya waktu. Ukuran payung dibuat dari yang kecil sampai yang besar.
Bahan yang dipakai untuk membuatnya pun tidak lagi menggunakan kain meskipun
ada payung yang dibuat dari kain sebagai pelengkap pada kegiatan-kegiatan
tertentu. Misalnya, sebagai perlengkapan saat menari, upacara kematian, atau
pernikahan. Motif payung dibuat semenarik mungkin. Gambar kartun dan bunga
adalah motif yang sering digunakan.
No comments:
Post a Comment